PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM PENDIDIKAN
A.
Peran
Teknologi Informasi
Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor
teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan.
Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam
dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antaranya Bidang
pendidikan(e-education).
e-Education, istilah ini mungkin masih asing
bagi bangsa Indonesia. e-education (Electronic Education) ialah istilah
penggunaan IT di bidang Pendidikan. Internet membuka sumber informasi yang
tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah
lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya.
(Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?) Adanya
Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di
Amerika Serikat berupa Digital Library. Sudah banyak cerita tentang pertolongan
Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya
jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet
banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak
untuk diselesaikan.
Pesatnya perkembangan IT, khususnya internet,
memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu
institusi pendidikan. Dilingkungan perguruan tinggi, pemanfaatan IT lainnya
yaitu diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut electronic university
(e-University). Pengembangan e-University bertujuan untuk mendukung
penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat menyediakan layanan
informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam maupun diluar
perguruan tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang bisa
dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah
secara online dan materi kuliah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang
membutuhkan.
Globalisasi telah memicu kecenderungan
pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional
ke arah pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay M., 1995).
Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek
“Flexible Learning. Hal ini mengingatkan pada ramalan:
1.
Ivan Illich awal
tahun 70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)”
yang secara ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan.
2.
Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat
luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang
memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan
sebelumnya.
3.
Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan
oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya
gedung sekolah. Namun, teknologi tetap akan memperlebar jurang antara di kaya
dan si miskin.
4.
Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat
meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk
pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi
kesejahteraan ekonomi.
5.
Alisjahbana I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan
pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “Saat itu juga (Just on
Time). Teknik pengajaran baru akan bersifat dua arah, kolaboratif, dan
inter-disipliner.
6.
Romiszowski & Mason (1996) memprediksi
penggunaan “Computer-based Multimedia Communication (CMC) yang bersifat sinkron dan asinkron.
Dari ramalan dan pandangan para cendikiawan di
atas dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan
masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam,
multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga dan
kompetitif.
B.
Peran
Teknologi Informasi Dalam Modernisasi Pendidikan
Menurut Resnick (2002) ada tiga hal penting yang harus dipikirkan
ulang terkait dengan modernisasi pendidikan:
1.
Bagaimana
kita belajar (how people learn);
2.
Apa
yang kita pelajari (what people learn);
3.
Kapan
dan dimana kita belajar (where and when people learn).
Dengan mencermati jawaban atas ketiga pertanyaan ini, dan potensi
TI yang bisa dimanfaatkan seperti telah diuraikan sebelumnya, maka peran TI
dalam moderninasi pendidikan bangsa dapat dirumuskan.
Pertanyaan pertama, bagaimana kita belajar, terkait dengan metode
atau model 3 pembelajaran. Cara berinteraksi antara guru dengan siswa sangat
menentukan model pembelajaran. Terkait dengan ini, menurut Pannen (2005), saat
ini terjadi perubahan paradigma pembelajaran terkait dengan ketergantungan
terhadap guru dan peran guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran
seharusnya tidak 100% bergantung kepada guru lagi (instructor dependent) tetapi
lebih banyak terpusat kepada siswa (student-centered learning atau instructor
independent). Guru juga tidak lagi dijadikan satu-satunya rujukan semua
pengetahuan tetapi lebih sebagai fasilitator atau konsultan.
Peranan yang bisa dilakukan TI dalam model pembelajaran ini sangat
jelas. Hadirnya e-learning dengan semua variasi tingkatannya telah
memfasilitasi perubahan ini. Secara umum, e-learning dapat didefinisikan
sebagai pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk,
Internet, intranet, extranet, satelit, audio/video tape, TV interaktif, dan CD
ROM (Govindasamy, 2002). Menurut Kirkpatrick (2001), e-learning telah mendorong
demokratisasi pengajaran dan proses pembelajaran dengan memberikan kendali yang
lebih besar dalam pembelajaran kepada siswa. Hal ini sangat sesuai dengan
prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional seperti termaktub dalam Pasal 4
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan
serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”.
Secara umum, peranan e-learning dalam proses pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi dua: komplementer dan substitusi. Yang pertama
mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap-muka masih berjalan
tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan TI, sedang yang kedua
sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan TI. Saat ini, regulasi
yang dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi pemanfaatan
e-learning sebagai substitusi proses pembelajaran konvensional. Surat Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional No. 107/U/2001 dengan jelas membuka koridor untuk
menyelenggarakan pendidikan jarak jauh di mana e-learning dapat masuk memainkan
peran.
C.
Peranan
Guru dalam Pembelajaran TIK
Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap
siswa memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa
memerlukan bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan
proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran
yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting
lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran
guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran
dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber
informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi.
Informasi melalui media internet, bisa menjadi salah satu kunci
untuk membuat dunia pendidikan di Indonesia mempunyai standar yang sama dengan negara
lain. Dengan menggunakan media internet, pemerintah dan institusi pendidikan
sudah mulai menerapkan pola belajar yang cukup efektif untuk diterapkan bagi
masyarakat yang memiliki kendala dengan jarak dan waktu untuk mendapatkan
informasi terutama informasi dalam dunia pendidikan. Salah satu metode yang
mulai diterapkan yaitu pembelajaran distance learning. Metode distance learning
merupakan suatu metode alternatif dalam pemerataan kesempatan dalam bidang
pendidikan. Sistem ini diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang
ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Metode
distance learning sangat membantu siswa atau masyarakat dalam mempelajari
hal-hal atau ilmu-ilmu baru dengan tampilan yang lebih menarik dan mudah untuk
dipahami. Dalam pengaksesan dan pemanfaatan metode ini, peran internet
sangatlah diperlukan, karena melalui internet seseorang dapat mengirim file
atau meng-upload file yang ingin dipublikasikan dan melalui internet juga
seseorang dapat mengakses file yang ingin dicari. Selain metode distance
learning, masih banyak metode-metode lain yang sangat membantu dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, diantaranya dengan adanya
modul-modul pembelajaran gratis yang tersedia, portal pembelajaran online, dll.
Jika kita bercermin ke negara lain, perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi di Indonesia bisa dibilang cukup tertinggal. Peran
pemerintah sangat diharapkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat
menyamaratakan perkembangan teknologi informasi disemua daerah di negara ini.
Pemerintah diharapkan dapat membantu daerah-daerah yang penyampaian proses
informasinya masih minim dan tidak hanya fokus pada daerah atau kota-kota besar
saja seperti yang terjadi pada saat sekarang ini, karena pada kenyataannya
peran daerah dalam mendukung perkembangan teknologi informasi dan perkembangan
pendidikan di Indonesia sangatlah penting.
Dengan belum meratanya penyebaran teknologi informasi akan
berpengaruh terhadap proses perkembangan pendidikan. Hal ini dikarenakan peran
teknologi informasi di dunia pendidikan sangatlah penting. Dengan adanya
teknologi informasi segala macam ilmu pengetahuan dan informasi dapat diterima
dan didapatkan dengan mudah dan cepat. Dalam kehidupan kita dimasa mendatang,
sektor teknologi informasi dan komunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang
menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya.
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran,
ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu:
1.
Siswa
dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam
kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru.
2.
Harus
tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa
dan guru.
3.
Guru
harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan
sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.
D.
Peranan
TIK dalam Bidang Pendidikan (e-education)
Pengembangan Tekonologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada
hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kenyataan
menunjukan TIK telah membawa perubahan penting dalam perkembangan peradaban
dunia terutama ekonomi. Bahkan abad ke-21 diyakini akan menjadi abad baru yang
disebut era informasi-ekonomi (digital-economic) dengan cirri khas perdagangan
yang memanfaatkan peralatan elektronik (electronic commerce). Keadaan ini
mengakibatkan adanya pergeseran paradigma strategis pembangunan masyarakat dunia
dari era industri menuju informasi.
Dari berbagai peranan TIK salah satunya yaitu peranan Teknlogi
Informasi dan Komunikasi di bidang pendidikan (e-education) tidak dapat
dihindarkan lagi. Misalnya tidak mungkin lagi mengecek jumlah siswa yang hadir mengikuti
pelajaran dari tahun ke tahun hanya dengan catatan di buku tahunan saja,
demikian juga hasil nilai siswa yang diperoleh selama mengkuti pendidikan hanya
mengandalkan buku nilai guru, leger sekolah atau buku induk sekolah , begitu
pula pekerjaan sederhana apapun pekerjaan akan menjadi lebih efisien jika
menggunakan computer. Pendidikan yang menggunakan sarana TIK terutama internet
biasa disebut e-education.
Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia pada masa yang
mendatang hubungannya dengan perkembangan TIK sebagai berikut :
1.
Berkembangnya
pendidikan terbuka dengan cara belajar jarak jauh (distance learning). Untuk
menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasuka sebagai
setrategi utama pendidikan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi internet
secara maksimal dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat bahkan
meningkatkan kualitas pendidikan.
2.
Terjadinya
sharing resource (berbagi sumber daya) antara lembaga pendidikan dan pelatihan
.
3.
Perpustakaan
dan instrument pendidikan lainnya misalnya guru dan laboratorium berfungsi
sebagai fasilitator bukannya sumber informasi.
4.
Penggunaan
perangkat informasi interaktif seperti CD-ROM multimedia yang secara bertahap
akan menggantikan fungsi papan tulis.
Manfaat internet bagi bidang pendidikan di Indonesia antara lain
akan mendapatkan akses keperpustakaan, direktori sekolah, para pakar dapat
melalukan perkuliahan secara online, penyediaan sarana informasi akademik
lembaga pendidikan secara online dapat melaksankan kerjasama dengan lembaga
lain melalui internet serta melakukan marketing dan promosi hasil karya
penelitian secara lebih efisien.Disamping itu kita dapat merancang program
artificial intelegence untuk membuat sebuah model rencana pengajaran.
Perkembangan TIK di bidang pendidikan memungkinkan adanya sistem
belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungan antara
mahasiswa dengan dosennya. Melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek
keuangan, mengecek jadwal kuliah mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen.
Sistem pendidikan TIK terbukti telah berhasil menurunkan angka putus sekolah
dan meningkatkan nilai rata-rata ujian.
Ternyata banyak sekali manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalnya dalam bidang pendidikan. Dengan
pendidikan dimungkinkan terjadinya penyebarluasan Teknologi Informasi dan
transformasi ilmu pengetahuan untuk sektor-sektor pendidikan. Para siswa yang
duduk di bangku sekolah dan mahasiswa juga terbantu dengan adanya internet
dalam mengerjakan tugas sekolah atau tugas kuliah. Para mahasiswa dapat mencari
bahan skripsi di internet atau para siswa mencari bahan tugas makalahnya di
internet. Dengan adanya pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di
sekolah, para siswa dapat belajar dan memanfaatkan TIK dalam kehidupan mereka
sehari-hari dengan baik.
Harus kita sadari, TIK khususnya internet hanyalah merupakan alat
bantu saja dan bukan menjadi solusi dalam dunia pendidikan, formal maupun
nonformal. Bagaimanapun pendidikan yang bermutu didapat dari para pendidik yang
bermutu ditambah dukungan pemerintah dengan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan siswa didik yang diimplementasikan dengan benar dan kreatif.
E.
Implikasi
Teknologi Informasi Pada Pendidikan
Sejarah IT dan Internet tidak dapat dilepaskan dari bidang
pendidikan. Internet di Amerika mulai tumbuh dari lingkungan akademis (NSFNET),
seperti diceritakan dalam buku “Nerds 2.0.1”. Demikian pula Internet di
Indonesia mulai tumbuh dilingkungan akademis (di UI dan ITB), meskipun cerita yang
seru justru muncul di bidang bisnis. Mungkin perlu diperbanyak cerita tentang
manfaat Internet bagi bidang pendidikan.
Adanya Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah
diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan
merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. (Berapa banyak
perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?.) Adanya Internet
memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika
Serikat. Mekanisme akses perpustakaan dapat dilakukan dengan menggunakan
program khusus (biasanya menggunakan standar Z39.50, seperti WAIS[1]), aplikasi
telnet (seperti pada aplikasi hytelnet[2]) atau melalui web browser (Netscape
dan Internet Explorer). Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam
penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar
dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan
thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.
Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya
berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang
harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seorang pakar untuk
mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah
dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling
tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan
mekanisme file sharring. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Irian dapat
berdiskusi masalah kedokteran dengan seoran pakar di universitas terkemuka di
pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen
yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi
masalah lagi.
Sharring information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian
agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di
perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga
mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi.
Distance learning dan virtual university merupakan sebuah aplikasi
baru bagi Internet. Bahkan tak kurang pakar ekonomi Peter Drucker mengatakan
bahwa “Triggered by the Internet, continuing adult education may wll become our
greatest growth industry”. Virtual university memiliki karakteristik yang
scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak.
Jika pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang
dapat ikut serta dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 50
orang. Virtual university dapat diakses oleh siapa saja, darimana saja.
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan di atas sudah dapat
menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai infrastruktur bidang
pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi bidang pendidikan di
Indonesia:
a.
Akses
ke perpustakaan;
b.
Akses
ke pakar;
c.
Menyediakan
fasilitas kerjasama.
F.
Faktor-Faktor
Pendukung Teknologi Informasi Dalam Pendidikan
Teknologi informasi yang merupakan bahan pokok dari e-learning itu
sendiri berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur,
akuntabel dan terpecaya.Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa
factor yang mempengaruhi teknologi informasi yaitu:
1.
Infrastruktur,
agar teknologi informasi dapat berkembang dengan pesat ,pertama dibutuhkan
infrastruktur yang memungkinkan akses informasi di manapun dengan kecepatan
yang mencukupi.
2.
Sumber
Daya Manusia, menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi
tinggi.
3.
Kebijakan,
menuntut adanya kebijakan berskala makro dan mikro yang berpihak pada
pengembangan teknologi informasi jangka panjang.
4.
Finansial,
membutuhkan adanya sikap positif dari bank dan lembaga keuangan lain untuk
menyokong industri teknologi informasi.
5.
Konten
dan Aplikasi, menuntut adanya informasi yang disampai pada orang, tempat, dan
waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut
dengan nyaman pada penggunanya.
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam
kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini
dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai
kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai
huruf yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government,
e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversiiy,
dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika (Mason R. 1994).
G.
Masalah
Dan Hambatan Dalam Penggunaan Teknologi Informasi
Seperti teknologi lain yang telah hadir ke muka bumi ini, TI juga
hadir dengan dialektika. Selain membawa banyak potensi manfaat, kehadiran TI
juga dapat membawa masalah. Khususnya Internet, penyebaran informasi yang tidak
mungkin terkendalikan telah membuka akses terhadap informasi yang tidak
bermanfaat dan merusak moral. Karenanya, penyiapan etika siswa juga perlu
dilakukan. Etika yang terinternalinasi dalam jiwa siswa adalah firewall terkuat
dalam menghadang serangan informasi yang tidak berguna.
Masalah lain yang muncul terkait asimetri akses; akses yang tidak
merata. Hal ini akan menjadikan kesenjangan digital (digital divide) semakin
lebar antara siswa atau sekolah dengan dukungan sumberdaya yang kuat dengan
siswa atau sekolah dengan sumberdaya yang terbatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar